Sabtu, 22 Maret 2014

Konsep Sistem Informasi



MODUL PERKULIAHAN



Konsep Sistem Informasi



Bersaing dengan Menggunakan Teknologi Informasi











Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
02
84012
Ariyani Wardhana., S.T., S.Kom., MM



Abstract
Kompetensi


Dasar-dasar keunggulan strategis, menggunakan teknologi informasi sebagai keunggulan strategis.

Mahasiswa mampu mengidentifikasi strategi kompetitif dasar dalam menghadapi tantangan bisnis.
Mahasiswa mampu memberikan contoh bagaimana merekayasa ulang proses bisnis dalam menggunakan strategi teknologi internet.





Competing with Information Technology

I.              Dasar-Dasar Keunggulan Strategik
Kompetisi merupakan karakteristik positif dalam bisnis, persaingan alami dan sehat adalah pendukung majunya suatu pasar. Persaingan ini mendorongn upaya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, oleh karenanya diperlukan kemampuan kompetitif yang signifikan pada berbagai bagian dari perusahaan. Hal ini ditujukan untuk menjaga terhadap ancaman pendatang baru. Perusahan tidak hanya perlu bersaing dengan perusahaan di pasar, tetapi juga harus menciptakan hambatan yang signifikan terhadap masuknya kompetisi baru. Internet telah menciptakan banyak cara untuk memasuki pasar secara cepat dan dengan biaya yang relatif rendah. Dalam dunia internet, sebuah perusahaan besar dapat memiliki ancaman pesaing potensial yang mungkin hanya merupakan perusahaan yang baru berdiri.
Ancaman akan suatu produk pengganti merupakan kekuatan kompetitif yang dihadapi bisnis. Pengaruh ancaman ini terlihat hampir di setiap jenis industri, terutama pada periode kenaikan biaya atau inflasi. Ketika harga maskapai terlalu tinggi, orang beralih ke mobil, travel untuk liburan mereka. Jika biaya steak terlalu tinggi, orang makan hamburger. Sebagian besar produk atau jasa memiliki beberapa macam pengganti yang tersedia untuk konsumen.
Akhirnya, sebuah bisnis harus waspada terhadap kekuatan daya tawar dari pelanggan dan daya jual dari pemasok. Jika daya tawar pelanggan terlalu kuat, mereka bisa mendorong harga ke tingkat yang sangat rendah atau menolak untuk membeli produk atau jasa. Jika daya tawar pemasok terlalu kuat, dapat memaksa harga barang dan layanan sangat tinggi atau dengan membatasi suplai komponen yang dibutuhkan dalam jumlah minimum.
Berikut adalah gambaran bisnis melawan ancaman dari kekuatan kompetitif yang mereka hadapi dengan menerapkan satu atau lebih dari lima strategi kompetitif dasar.
Lima strategi kompetensi dasar dalam bersaing yakni:
ü  Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah biaya dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu menurunkan biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.

ü  Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau mengurangi keunggulan diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang unik/niche market.

ü  Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan pengembangan produk dan atau jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik /niche market. Hal ini juga dapat melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi atau mendistribusikan produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara yang ada.

ü  Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa, ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk dan jasa terkait.   

ü  Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan "perusahaan virtual," atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjsanjian distribusi antara pelaku usaha dengan mitra dagangnya.
Investasi didalam teknologi informasi dapat mendukung perusahaan dalam bersaing, berikut adalah gambaran peran teknologi informasi dan contoh penerapannya.
Investasi dalam teknologi informasi dapat memungkinkan sebuah bisnis untuk mengunci pelanggan dan pemasok (mengunci keluar pesaing) dengan membangun hubungan baru yang lebih berharga dengan mereka. Hubungan bisnis yang baik dengan pelanggan atau pemasok akan mencegah mereka untuk meninggalkan perusahaan dan beralih ke kompetitor. Upaya-upaya awal untuk menggunakan teknologi informasi ini difokuskan pada peningkatan secara signifikan kualitas pelayanan kepada pelanggan dan pemasok dalam industri distribusi, pemasaran, penjualan, dan aktivitas jasa lainnya. Proyek diarahkan untuk lebih inovatif dengan menggunakan teknologi informasi.

Penekanan utama dalam sistem informasi strategis
adalah untuk biaya peralihan dalam hubungan antara perusahaan dan pelanggan atau pemasok. Dengan kata lain, investasi dalam teknologi sistem informasi, dapat membuat pelanggan atau pemasok bergantung dengan penggunaan inovatif, sistem informasi antar perusahaan yang saling menguntungkan. Mereka kemudian menjadi enggan untuk membayar biaya dalam waktu, uang, tenaga, dan ketidaknyamanan yang dibutuhkan untuk beralih ke perusahaan pesaing.

Dengan membuat investasi dalam teknologi informasi untuk meningkatkan usahanya atau mempromosikan inovasi, perusahaan juga dapat meningkatkan hambatan untuk masuk yang akan mencegah atau menunda perusahaan lain memasuki pasar. Biasanya, hambatan meningkat dengan jumlah investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk bersaing dalam suatu industri atau segmen pasar. Tindakan tersebut cenderung untuk mencegah perusahaan sudah bermitra untuk keluar dari jalinan kerjasama dan mencegah perusahaan-perusahaan eksternal untuk memasuki persaingan industri tersebut.

Investasi di bidang teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk membangun kemampuan TI strategis
sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada. Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan berinvestasi dalam sistem informasi berbasis komputer untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis internal. Kemudian, dengan berbekal platform teknologi strategis, perusahaan dapat memanfaatkan investasi di bidang TI dengan mengembangkan produk dan layanan baru yang tidak akan mungkin tanpa dukungan TI yang kuat. Contohnya saat ini yang penting adalah pengembangan lebih lanjut jaringan intranet perusahaan dan ekstranet, yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan efek dari investasi sebelumnya di bidang internet browser, PC, server, dan client / server jaringan.

Perjuangan terus-menerus untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam suatu industri atau pasar memerlukan sebagian besar waktu  dan uang perusahaan. Pemasaran kreatif dan inovatif, penelitian dan pengembangan, dan proses reengineering,  digunakan untuk menemukan hal-hal baru ataupun yang belum dikembangkan oleh pesaing.

Membangun bisnis yang berfokus pada pelanggan
Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama adalah berfokus pada pelanggan. Kekuatan bisnis terletak pada kemampuannya untuk mempertahankan pelanggan setia, mengantisipasi kebutuhan pelanggan, menanggapi keluhan pelanggan, dan memberikan kualitas layanan terbaik. Strategis ini menitik beratkan pada nilai pelanggan mengakui bahwa kualitas, bukan harga, mengutamakan persepsi nilai dari pelanggannya. Perusahaan yang secara konsisten menawarkan nilai terbaik dari perspektif pelanggan adalah perusahaan yang menjaga preferensi pelanggannya; mengikuti tren pasar;  senantiasa menyediakan produk, jasa, dan informasi kapan saja dan dimana saja, dan memberikan pelanggan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Dengan demikian, teknologi internet telah menciptakan sebuah kesempatan bagi perusahaan besar dan kecil, untuk menawarkan secara cepat, responsif, dengan kualitas disesuaikan dengan preferensi pelanggannya.    
Teknologi internet dapat dijadikan titik tolak dalam membuat manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan aplikasi e-bisnis. Biasanya, pelanggan menggunakan website/ internet  untuk mengajukan pertanyaan, keluhan-keluhan, mengevaluasi produk, support, pembelian dan memantau pembelian yang telah dilakukan. Menggunakan Internet dan intranet perusahaan, sesuai dengan fungsi bisnis spesifiknya di seluruh bagian perusahaan dapat mendorong untuk suatu respon yang efektif. Link internet dan extranet kepada pemasok dan mitra bisnis dapat digunakan untuk memberikan service yang cepat dengan kualitas sesuai perjanjian, guna memenuhi komitmen perusahaan kepada pelanggannya.

Rantai Nilai dan Strategi Sistem Informasi
Rantai nilai meninjau perusahaan sebagai rangkaian, rantai, atau jaringan dasar kegiatan yang ditujukan untuk menambah nilai suatu produk atau layanan sehingga dapat mengoptimalkan margin nilai untuk perusahaan dan pelanggannya.
Dalam kerangka rantai nilai konseptual, proses bisnis terdiri dari proses utama dan  proses pendukung. Proses utama adalah kegiatan bisnis yang berhubungan langsung dengan pembuatan produk atau pemberian layanan kepada pelanggan. Sebaliknya, proses pendukung adalah kegiatan yang membantu mendukung operasi sehari-hari dari bisnis, yang secara tidak langsung memberikan kontribusi pada produk atau jasa perusahaan. Penggunaan strategis dari Internet dan teknologi lainnya untuk menambah nilai produk/ jasa suatu perusahaan dapat mendukung nilai bisnis perusahaan secara keseluruhan.
Jaringan intranet berperan dalam meningkatkan komunikasi dan kolaborasi diperlukan untuk meningkatkan koordinasi dan dukungan administratif internal perusahaan. Extranet memungkinkan perusahaan dan mitra bisnis globalnya untuk menggunakan
Web
sebagai sarana untuk mendesain produk dan menghubungkan system keduanya. E-commerce Web portal dapat digunakan untuk meningkatkan pengadaan sumber daya melalui  pasar online untuk pemasok perusahaan.  Model rantai nilai juga mengidentifikasikan contoh-contoh penggunaan strategis dari  TI seperti otomatisasi  sistem pergudangan dengan metode just-in-time guna mendukung proses logistik masuk yang melibatkan penyimpanan persediaan, dibantu komputer sistem manufaktur fleksibel, serta sebagai online point-of-sale dan sistem pemrosesan order untuk mendukung akurasi logistik keluar sewaktu terjadi pesanan pelanggan. Sistem informasi juga dapat mendukung marketing dan sales untuk mengembangkan kemampuan pemasaran interaktif. Selain itu teknologi juga menjembatani hubungan dengan pelanggannya. Dengan demikian, konsep rantai nilai dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasikan bagaimana menerapkan kemampuan strategis teknologi informasi guna mencapai keunggulan kompetitif di pasar.

II.            Menggunakan Teknologi Informasi untuk Keunggulan Strategik
Perusahaan dapat memilih untuk menggunakan sistem informasi strategis, atau hanya menggunakan IT untuk mendukung efisiensi operasi sehari-hari. Jika sebuah perusahaan menekankan pada teknologi informasi sebagai startegi bisnis, manajemen akan melihat TI sebagai pembeda kompetitif utama. Mereka kemudian akan merancang strategi-bisnis yang menggunakan IT untuk mengembangkan produk, layanan, dan kemampuan yang memberikan keuntungan ​​besar dalam persaingan bisnis.
Strategis Penggunaan TI untuk Business Process Reengineering
Salah satu implementasi terpenting dari strategi kompetitif adalah rekayasa ulang proses bisnis (BPR), sering hanya disebut rekayasa ulang. Reengineering adalah dasar pemikiran ulang  dan pendisainan ulang yang radikal dari suatu proses bisnis untuk  efisiensi biaya, kualitas, kecepatan, dan peningkatan pelayanan. BPR menggabungkan strategi inovasi bisnis dengan strategi perbaikan besar untuk proses bisnis sehingga perusahaan dapat menjadi lebih kuat dalam berkompetisi.
Kendati demikian, rekayasa ulang proses bisnis juga memiliki resiko kegagalan dan efek gangguan terhadap lingkungan organisasi. Merubah secara radikal suatu proses bisnis sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas bukanlah tugas yang mudah. Sebagai contoh, banyak perusahaan memiliki perencanaan lintas-fungsi untuk pemanfaatan sumber daya perusahaan (ERP) seperti perangkat lunak untuk rekayasa ulang, otomatisasi, dan pengintegrasian manufaktur, distribusi, keuangan, dan sumber daya manusia dalam proses bisnis. Meskipun banyak perusahaan telah melaporkan keuntungan yang mengesankan dengan proyek rekayasa ulang seperti ERP, banyak juga yang mengalami kegagalan ataupun tidak mencapai perbaikan yang diinginkan.
Banyak perusahaan telah menemukan bahwa pendekatan desain ulang organisasi adalah perlu didukung dengan penggunaan teknologi informasi.
Peran Teknologi Informasi
Teknologi informasi memainkan peran utama dalam rekayasa ulang proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pengolahan informasi, dan konektivitas komputer serta
teknologi internet secara substansial dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis,
serta komunikasi dan kolaborasi di antara orang yang bertanggung jawab
secara manajemen.
Menjadi Perusahaan Agile
Perusahaan perlu berubah dari lingkungan dengan kompetitif  pasar produk massal dan layanan yang standar, berumur jangka panjang, minim informasi, lambat dalam merespon perubahan, menjadi perusahaan dengan kemapuan bersaing secara global dengan segmen pasar produk dan jasa yang individual, jangka pendek, banyak informasi, dan mengikuti perubahan keinginan pelanggan. 
Agility dalam kinerja bisnis berarti kemampuan perusahaan untuk berkembang dengan cepat, menyesuaikan diri secara terus menerus terhadap tuntutan kualitaspasar global yang terus meningkat, optimalisasi kinerja,konfigurasi produk dan jasa yang sesuai dengan pelanggan. Sebuah perusahaan yang tangkas/ lincah dapat membuat keuntungan di pasar dengan rentang produk yang luas dan siklus model yang singkat, dan dapat mendukung kustomisasi massal dengan menawarkan pemenuhan pesanan khusus dengan tetap mempertahankan volume produksi yang tinggi.
Kelincahan perusahaan sangat tergantung pada teknologi internet untuk mengintegrasikan dan mengelola bisnis mereka, dengan menyediakan kekuatan pemrosesan informasi untuk melayani permintaan pelanggan dalam jumlah banyak secara individu.
Untuk menjadi perusahaan yang lincah, bisnis harus menggunakan empat strategi dasar, yakni:
1.    Bisnis harus memastikan bahwa pelanggan melihat produk atau jasa dari perusahaan yang lincah/ tangkas sebagai solusi untuk masalah mereka. Dengan demikian, harga suatu produk di dasarkan pada nilai solusinya, bukan biaya untuk menghasilkannya.
2.    Perusahaan yang lincah/tangkas mengadakan kerjasama dengan pelanggan, pemasok, perusahaan lain, dan bahkan dengan kompetitornya. Kerjasama ini memungkinkan efektivitas dan efisiensi waktu untuk mendapatkan sumber daya.
3.    Perusahaan yang lincah/ tangkas dapat tanggap terhadap perubahan dan menyukai perubahan dan ketidakpastian. Hal ini dapat dicapai dengan struktur organisasi yang fleksibel.
4.    Perusahaan yang lincah/tangkas memanfaatkan pengetahuan karyawan yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, dengan menjalin kewirausahaan, memberikan insentif atas tanggung jawab karyawannya, kemampuan adaptasi, dan inovasi.


Membuat Perusahaan virtual
Di dalam dinamisitas lingkungan bisnis global saat ini, membuat perusahaan virtual merupakan implementasi strategis dari teknologi informasi. Sebuah perusahaan virtual atau organisasi virtual adalah sebuah organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan orang, organisasi, aset, dan ide-ide.
     

Perusahaan virtual mengembangkan aliansi jaringan extranet perusahaan dengan sistem informasi pemasok, pelanggan, subkotraktor, dan bahkan pesaing. Hal ini akan meningkatkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang cepat berubah.



Membangun Managemen Pengetahuan (Knowledge Management) Perusahaan

Dalam perekonomian di mana segala sesuatunya adalah tidak pasti, sumber keunggulan utama yang perlu dimiliki adalah keunggulan pengetahuan. Ketika pasar bergeser, teknologi berkembang pesat, pesaing bertambah banyak, dan produk menjadi cepat usang dalam periode singkat, perusahaan yang sukses adalah yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru, menyebar luaskan ke seluruh organisasi, cepat mewujudkan produk dalam teknologi baru. Kegiatan ini mendefinisikan "Know-How" perusahaan, inovasi dan pengetahuan inilah yang merupakan kunci kelangsungan bisnis.

Terdapat 2 macam jenis pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam suatu organisasi yakni:
a.    Pengetahuan eksplisit
yang merupakan data, dokumen, dan hal ditulis atau disimpan pada computers
b.    tacit knowledge, atau pengetahuan "know-how"
kemampuan anallisa dan kecerdasan yang dimiliki oleh pekerja. Pengetahuan tacit sering dapat mewakili beberapa hal yang penting untuk kesuksesan sebuah organisasi.


Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System)

Membuat pengetahuan pribadi tersedia untuk orang lain adalah aktivitas utama dari menciptakan pengetahuan bagi perusahaan. Hal ini seharusnya terjadi terus menerus dan di semua tingkat organisasi.

Manajemen pengetahuan telah menjadi salah satu penggunaan teknologi informasi secara strategis. Banyak perusahaan yang membangun sistem manajemen pengetahuan (KMS) untuk mengelola pembelajaran organisasi dan mengethui bagaimana (know-how) suatu bisnis dijalankan dengan lebih baik. Tujuan sistem tersebut adalah untuk membantu pekerja membuat, mengatur, dan menyediakan informasi penting tentang pengetahuan bisnis, dimanapun dan kapanpun itu dibutuhkan dalam suatu organisasi.

Manajemen pengetahuan dirancang untuk memberikan umpan balik yang cepat bagi para pekerja pengetahuan,mendorong perubahan perilaku karyawan, dan secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis. Manajemen pengetahuan mengintegrasikan pengetahuan bisnis proses, produk, dan jasa. Integrasi ini membantu perusahaan untuk lebih inovatif dan tangkas, serta mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi, layanan pelanggan yang lebih baik, serta pesaing yang tangguh di segmen pasarnya.
























Daftar Pustaka

O’Brien, James.A. (2005). Introduction to Information System. 12th Edition. McGraw-Hill. Singapore
Whiteley, David. (2000). E-Commerce: Strategy, Technologies and Applications. International Edition. McGraw-Hill. Singapore
Glover, Steven M., Liddle, Stephen W., Prowitt, Douglas F. (2003). E-Business: Principles and Strategies for Accountants. 2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey
O’Brien Intoduction to Information System 15 ed, Mc Graw Hill, 2010
Abdul kadir, pengenalan teknologi Informasi, penerbit andi, Yogyakarta, 2003
Gordon B. Davis, introduction to computer, Mc Graw Hill
Jogiyanto H.M, Pengenalan Komputer, Andi offset, 2005
Pengantar teknologi informasi politeknik Telkom bandung 2009
Aplikasi computer, suharno prawirosumarto, mitra wacana media, 2009
Williams Sawyer, “Using Information Technology”, 6th edition, McGraw-Hill
Computers: InformationTechnology in Perspective, 11e, Larry Long and Nancy Long
Wikipedia



 

Template Design By:
SkinCorner