|
|
|
MODUL PERKULIAHAN
|
|
|
|
Konsep Sistem Informasi
|
|
|
|
Bersaing dengan
Menggunakan Teknologi Informasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Fakultas
|
Program Studi
|
Tatap Muka
|
Kode MK
|
Disusun Oleh
|
|
|
Ekonomi dan Bisnis
|
Akuntansi
|
02
|
84012
|
Ariyani Wardhana., S.T.,
S.Kom., MM
|
|
Abstract
|
Kompetensi
|
|
|
Dasar-dasar
keunggulan strategis, menggunakan teknologi informasi sebagai keunggulan
strategis.
|
Mahasiswa
mampu mengidentifikasi strategi kompetitif dasar dalam menghadapi tantangan
bisnis.
Mahasiswa
mampu memberikan contoh bagaimana merekayasa ulang proses bisnis dalam
menggunakan strategi teknologi internet.
|
Competing with Information Technology
I.
Dasar-Dasar Keunggulan Strategik
Kompetisi merupakan karakteristik positif dalam bisnis,
persaingan alami dan sehat adalah pendukung majunya
suatu pasar. Persaingan ini mendorongn upaya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, oleh karenanya diperlukan kemampuan kompetitif yang signifikan pada berbagai bagian dari
perusahaan. Hal ini
ditujukan untuk menjaga terhadap ancaman pendatang baru. Perusahan
tidak hanya perlu
bersaing dengan perusahaan di pasar, tetapi juga harus menciptakan hambatan
yang signifikan terhadap masuknya kompetisi baru. Internet telah menciptakan
banyak cara untuk memasuki pasar
secara cepat dan dengan biaya yang relatif rendah. Dalam dunia internet, sebuah
perusahaan besar dapat
memiliki ancaman pesaing potensial yang
mungkin hanya
merupakan perusahaan yang baru berdiri.
Ancaman akan
suatu produk pengganti merupakan kekuatan kompetitif yang dihadapi
bisnis. Pengaruh ancaman ini
terlihat hampir di setiap jenis industri, terutama pada periode kenaikan biaya atau
inflasi. Ketika harga maskapai terlalu tinggi, orang beralih ke mobil, travel untuk
liburan mereka.
Jika biaya steak terlalu tinggi, orang makan hamburger. Sebagian besar produk
atau jasa memiliki
beberapa macam pengganti yang
tersedia untuk
konsumen.
Akhirnya, sebuah bisnis harus waspada terhadap kekuatan daya tawar dari pelanggan dan daya
jual dari pemasok. Jika daya tawar pelanggan terlalu kuat, mereka bisa mendorong harga
ke tingkat yang sangat rendah
atau menolak untuk membeli produk atau jasa. Jika daya tawar pemasok terlalu kuat,
dapat memaksa harga barang dan
layanan sangat tinggi
atau dengan membatasi
suplai komponen yang dibutuhkan dalam jumlah minimum.
Berikut
adalah gambaran bisnis melawan ancaman dari kekuatan kompetitif
yang mereka hadapi dengan menerapkan satu atau lebih dari lima strategi
kompetitif dasar.
Lima
strategi kompetensi dasar dalam bersaing yakni:
ü
Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah
biaya dalam menghasilkan barang dan jasa,
atau membantu menurunkan biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing
memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.
ü
Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau mengurangi keunggulan
diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada produk
atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang unik/niche market.
ü
Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan pengembangan
produk dan atau jasa yang unik guna memasuki
pasar yang unik /niche market. Hal ini juga dapat melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi
atau mendistribusikan produk dan layanan dari mayoritas jenis
dan cara yang ada.
ü
Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa,
ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke
dalam produk dan jasa terkait.
ü
Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan,
pemasok, pesaing, konsultan, dan
perusahaan lain. Hubungan ini
bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan "perusahaan virtual," atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjsanjian distribusi antara pelaku usaha dengan mitra dagangnya.
Investasi
didalam teknologi informasi dapat mendukung perusahaan dalam bersaing, berikut
adalah gambaran peran teknologi informasi dan contoh penerapannya.
Investasi dalam
teknologi informasi dapat memungkinkan sebuah bisnis untuk mengunci pelanggan
dan pemasok (mengunci keluar pesaing) dengan membangun hubungan baru yang lebih
berharga dengan mereka. Hubungan bisnis
yang baik dengan pelanggan atau pemasok akan mencegah mereka untuk meninggalkan perusahaan dan beralih ke kompetitor. Upaya-upaya awal untuk menggunakan teknologi informasi
ini difokuskan pada peningkatan secara
signifikan kualitas pelayanan kepada pelanggan dan pemasok dalam
industri distribusi, pemasaran,
penjualan, dan aktivitas jasa lainnya. Proyek diarahkan untuk lebih inovatif dengan menggunakan teknologi informasi.
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah untuk biaya peralihan dalam hubungan antara perusahaan dan pelanggan atau pemasok. Dengan kata lain, investasi dalam teknologi sistem informasi, dapat membuat pelanggan atau pemasok bergantung dengan penggunaan inovatif, sistem informasi antar perusahaan yang saling menguntungkan. Mereka kemudian menjadi enggan untuk membayar biaya dalam waktu, uang, tenaga, dan ketidaknyamanan yang dibutuhkan untuk beralih ke perusahaan pesaing.
Dengan membuat
investasi dalam teknologi informasi untuk meningkatkan usahanya atau
mempromosikan inovasi, perusahaan juga dapat meningkatkan hambatan untuk
masuk yang akan mencegah atau menunda
perusahaan lain memasuki pasar. Biasanya, hambatan meningkat
dengan jumlah investasi atau kerumitan
teknologi yang diperlukan untuk bersaing dalam suatu industri atau segmen pasar. Tindakan tersebut cenderung untuk
mencegah perusahaan sudah bermitra untuk keluar dari jalinan
kerjasama dan mencegah
perusahaan-perusahaan eksternal untuk memasuki persaingan industri tersebut.
Investasi di bidang teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk membangun kemampuan TI strategis sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada. Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan berinvestasi dalam sistem informasi berbasis komputer untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis internal. Kemudian, dengan berbekal platform teknologi strategis, perusahaan dapat memanfaatkan investasi di bidang TI dengan mengembangkan produk dan layanan baru yang tidak akan mungkin tanpa dukungan TI yang kuat. Contohnya saat ini yang penting adalah pengembangan lebih lanjut jaringan intranet perusahaan dan ekstranet, yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan efek dari investasi sebelumnya di bidang internet browser, PC, server, dan client / server jaringan.
Perjuangan terus-menerus untuk mencapai keunggulan
kompetitif dalam suatu industri atau pasar memerlukan sebagian besar waktu dan uang
perusahaan. Pemasaran kreatif dan inovatif, penelitian dan
pengembangan, dan proses reengineering,
digunakan untuk menemukan
hal-hal baru ataupun yang belum dikembangkan oleh pesaing.
Membangun
bisnis yang berfokus pada pelanggan
Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama adalah berfokus pada
pelanggan. Kekuatan bisnis
terletak pada kemampuannya untuk mempertahankan pelanggan setia, mengantisipasi
kebutuhan pelanggan,
menanggapi keluhan
pelanggan, dan memberikan kualitas layanan
terbaik. Strategis ini menitik beratkan pada
nilai pelanggan mengakui bahwa kualitas, bukan harga, mengutamakan persepsi nilai dari pelanggannya. Perusahaan yang
secara konsisten menawarkan nilai terbaik dari perspektif pelanggan adalah perusahaan yang menjaga
preferensi pelanggannya;
mengikuti tren pasar; senantiasa menyediakan produk, jasa, dan
informasi kapan saja dan dimana saja, dan memberikan pelanggan layanan yang
disesuaikan dengan kebutuhan individu. Dengan demikian, teknologi internet
telah menciptakan sebuah kesempatan bagi perusahaan besar dan kecil, untuk
menawarkan secara cepat,
responsif, dengan
kualitas disesuaikan dengan preferensi pelanggannya.
Teknologi internet dapat dijadikan titik tolak dalam membuat manajemen hubungan
pelanggan (CRM) dan aplikasi e-bisnis. Biasanya, pelanggan menggunakan website/ internet untuk mengajukan pertanyaan, keluhan-keluhan, mengevaluasi
produk, support,
pembelian dan memantau
pembelian yang telah dilakukan. Menggunakan Internet dan intranet perusahaan, sesuai dengan fungsi bisnis spesifiknya di seluruh bagian perusahaan dapat mendorong untuk suatu
respon yang efektif. Link
internet dan extranet kepada pemasok dan mitra bisnis dapat digunakan untuk memberikan service yang
cepat dengan kualitas
sesuai perjanjian, guna memenuhi komitmen perusahaan kepada pelanggannya.
Rantai
Nilai dan Strategi Sistem Informasi
Rantai nilai meninjau perusahaan sebagai
rangkaian, rantai, atau jaringan dasar
kegiatan yang ditujukan untuk menambah nilai suatu produk atau layanan sehingga dapat
mengoptimalkan margin nilai untuk perusahaan dan pelanggannya.
Dalam kerangka rantai nilai konseptual, proses bisnis terdiri dari proses utama
dan proses pendukung. Proses utama adalah
kegiatan bisnis yang berhubungan
langsung dengan pembuatan produk atau
pemberian layanan kepada pelanggan. Sebaliknya, proses pendukung adalah kegiatan yang membantu mendukung operasi
sehari-hari dari bisnis, yang secara tidak langsung memberikan kontribusi pada produk atau jasa perusahaan. Penggunaan strategis dari
Internet dan teknologi lainnya untuk menambah nilai
produk/ jasa suatu perusahaan dapat mendukung nilai bisnis perusahaan
secara keseluruhan.
Jaringan intranet berperan dalam meningkatkan komunikasi dan
kolaborasi diperlukan untuk
meningkatkan koordinasi dan dukungan administratif internal perusahaan. Extranet memungkinkan perusahaan dan mitra bisnis
globalnya untuk menggunakan
Web sebagai sarana untuk mendesain produk dan menghubungkan system keduanya. E-commerce Web portal dapat digunakan untuk meningkatkan pengadaan sumber daya melalui pasar online untuk pemasok perusahaan. Model rantai nilai juga mengidentifikasikan contoh-contoh penggunaan strategis dari TI seperti otomatisasi sistem pergudangan dengan metode just-in-time guna mendukung proses logistik masuk yang melibatkan penyimpanan persediaan, dibantu komputer sistem manufaktur fleksibel, serta sebagai online point-of-sale dan sistem pemrosesan order untuk mendukung akurasi logistik keluar sewaktu terjadi pesanan pelanggan. Sistem informasi juga dapat mendukung marketing dan sales untuk mengembangkan kemampuan pemasaran interaktif. Selain itu teknologi juga menjembatani hubungan dengan pelanggannya. Dengan demikian, konsep rantai nilai dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasikan bagaimana menerapkan kemampuan strategis teknologi informasi guna mencapai keunggulan kompetitif di pasar.
Web sebagai sarana untuk mendesain produk dan menghubungkan system keduanya. E-commerce Web portal dapat digunakan untuk meningkatkan pengadaan sumber daya melalui pasar online untuk pemasok perusahaan. Model rantai nilai juga mengidentifikasikan contoh-contoh penggunaan strategis dari TI seperti otomatisasi sistem pergudangan dengan metode just-in-time guna mendukung proses logistik masuk yang melibatkan penyimpanan persediaan, dibantu komputer sistem manufaktur fleksibel, serta sebagai online point-of-sale dan sistem pemrosesan order untuk mendukung akurasi logistik keluar sewaktu terjadi pesanan pelanggan. Sistem informasi juga dapat mendukung marketing dan sales untuk mengembangkan kemampuan pemasaran interaktif. Selain itu teknologi juga menjembatani hubungan dengan pelanggannya. Dengan demikian, konsep rantai nilai dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasikan bagaimana menerapkan kemampuan strategis teknologi informasi guna mencapai keunggulan kompetitif di pasar.
II.
Menggunakan Teknologi Informasi untuk
Keunggulan Strategik
Perusahaan dapat
memilih untuk menggunakan sistem informasi strategis, atau hanya menggunakan IT untuk mendukung efisiensi operasi sehari-hari. Jika sebuah perusahaan menekankan
pada teknologi informasi sebagai startegi bisnis, manajemen akan melihat TI sebagai pembeda kompetitif
utama. Mereka kemudian akan merancang strategi-bisnis yang menggunakan IT untuk
mengembangkan produk, layanan, dan kemampuan yang memberikan keuntungan besar dalam persaingan bisnis.
Strategis Penggunaan TI
untuk Business Process Reengineering
Salah satu
implementasi terpenting dari strategi kompetitif adalah rekayasa ulang proses bisnis (BPR), sering hanya disebut rekayasa ulang. Reengineering
adalah
dasar pemikiran ulang
dan pendisainan ulang yang radikal dari suatu proses bisnis untuk efisiensi biaya,
kualitas, kecepatan, dan peningkatan pelayanan. BPR menggabungkan
strategi inovasi bisnis dengan strategi perbaikan besar untuk proses bisnis sehingga perusahaan dapat menjadi lebih kuat dalam berkompetisi.
Kendati demikian, rekayasa ulang proses bisnis juga
memiliki resiko kegagalan dan efek gangguan terhadap lingkungan organisasi. Merubah secara radikal suatu proses bisnis sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas bukanlah tugas
yang mudah. Sebagai contoh, banyak perusahaan memiliki perencanaan lintas-fungsi untuk pemanfaatan sumber daya perusahaan (ERP) seperti perangkat lunak untuk rekayasa ulang, otomatisasi, dan pengintegrasian manufaktur, distribusi, keuangan, dan sumber daya
manusia dalam proses bisnis.
Meskipun banyak perusahaan telah melaporkan keuntungan yang mengesankan dengan
proyek rekayasa ulang seperti ERP, banyak juga yang mengalami kegagalan ataupun tidak mencapai perbaikan yang diinginkan.
Banyak perusahaan telah menemukan bahwa pendekatan desain
ulang organisasi adalah perlu didukung dengan penggunaan teknologi informasi.
Peran Teknologi Informasi
Teknologi
informasi memainkan peran utama dalam rekayasa ulang proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pengolahan informasi, dan konektivitas komputer serta
teknologi internet secara substansial dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis,
serta komunikasi dan kolaborasi di antara orang yang bertanggung jawab secara manajemen.
teknologi internet secara substansial dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis,
serta komunikasi dan kolaborasi di antara orang yang bertanggung jawab secara manajemen.
Menjadi Perusahaan Agile
Perusahaan perlu berubah
dari lingkungan dengan kompetitif pasar produk massal dan layanan yang standar, berumur jangka panjang, minim informasi, lambat dalam merespon perubahan,
menjadi perusahaan dengan kemapuan bersaing secara global dengan segmen pasar produk dan jasa yang individual, jangka pendek, banyak informasi, dan mengikuti perubahan keinginan pelanggan.
Agility dalam
kinerja bisnis berarti kemampuan perusahaan untuk berkembang dengan cepat, menyesuaikan
diri secara terus menerus terhadap tuntutan kualitaspasar global yang terus meningkat, optimalisasi kinerja,konfigurasi
produk dan jasa yang sesuai dengan pelanggan. Sebuah perusahaan yang tangkas/ lincah dapat membuat keuntungan di pasar dengan rentang produk
yang luas dan siklus
model yang singkat, dan dapat mendukung kustomisasi massal dengan menawarkan pemenuhan pesanan khusus dengan tetap mempertahankan volume produksi yang tinggi.
Kelincahan
perusahaan sangat tergantung pada teknologi internet untuk mengintegrasikan dan
mengelola bisnis mereka, dengan menyediakan kekuatan pemrosesan informasi untuk melayani permintaan
pelanggan dalam jumlah banyak secara individu.
Untuk menjadi perusahaan yang lincah, bisnis harus menggunakan empat strategi dasar, yakni:
1.
Bisnis
harus memastikan bahwa pelanggan melihat produk atau jasa dari perusahaan yang lincah/
tangkas sebagai solusi untuk masalah mereka. Dengan demikian, harga suatu produk di dasarkan pada nilai solusinya, bukan biaya untuk
menghasilkannya.
2.
Perusahaan yang lincah/tangkas mengadakan kerjasama dengan pelanggan, pemasok, perusahaan lain, dan bahkan
dengan kompetitornya. Kerjasama ini memungkinkan efektivitas dan efisiensi waktu untuk
mendapatkan sumber daya.
3.
Perusahaan
yang
lincah/ tangkas dapat tanggap terhadap perubahan dan menyukai perubahan
dan ketidakpastian. Hal ini dapat dicapai dengan struktur organisasi yang fleksibel.
4.
Perusahaan
yang
lincah/tangkas memanfaatkan pengetahuan karyawan yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata, dengan
menjalin kewirausahaan, memberikan insentif atas tanggung jawab karyawannya, kemampuan adaptasi, dan inovasi.
Membuat
Perusahaan virtual
Di
dalam dinamisitas lingkungan bisnis global saat ini, membuat perusahaan virtual merupakan implementasi strategis dari teknologi informasi. Sebuah perusahaan virtual atau organisasi virtual adalah sebuah organisasi yang
menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan orang, organisasi, aset, dan ide-ide.
Perusahaan virtual mengembangkan aliansi jaringan extranet perusahaan dengan sistem informasi pemasok, pelanggan, subkotraktor, dan bahkan
pesaing. Hal ini akan
meningkatkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi untuk mengeksploitasi peluang bisnis
yang cepat berubah.
Membangun Managemen Pengetahuan (Knowledge Management) Perusahaan
Dalam perekonomian di mana segala
sesuatunya adalah tidak pasti, sumber keunggulan utama yang perlu dimiliki
adalah keunggulan pengetahuan. Ketika
pasar bergeser, teknologi berkembang pesat, pesaing bertambah banyak, dan produk menjadi cepat usang dalam periode singkat, perusahaan yang sukses adalah yang secara konsisten menciptakan
pengetahuan baru, menyebar luaskan ke seluruh organisasi, cepat mewujudkan produk dalam teknologi baru. Kegiatan ini mendefinisikan "Know-How" perusahaan, inovasi dan pengetahuan inilah yang merupakan
kunci kelangsungan bisnis.
Terdapat 2 macam
jenis pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam suatu organisasi yakni:
a.
Pengetahuan eksplisit
yang merupakan data, dokumen, dan hal ditulis atau
disimpan pada computers
b.
tacit knowledge,
atau pengetahuan
"know-how"
kemampuan
anallisa dan kecerdasan yang dimiliki oleh pekerja. Pengetahuan tacit sering dapat mewakili beberapa hal yang penting
untuk kesuksesan sebuah
organisasi.
Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System)
Membuat
pengetahuan pribadi tersedia untuk orang lain adalah aktivitas utama dari menciptakan pengetahuan bagi perusahaan. Hal ini seharusnya terjadi terus menerus dan di semua tingkat organisasi.
Manajemen
pengetahuan telah menjadi salah satu penggunaan teknologi
informasi secara strategis.
Banyak perusahaan yang membangun sistem manajemen pengetahuan (KMS) untuk
mengelola pembelajaran organisasi dan mengethui bagaimana (know-how) suatu bisnis dijalankan
dengan lebih baik. Tujuan sistem
tersebut adalah untuk membantu pekerja
membuat, mengatur, dan menyediakan informasi penting tentang pengetahuan bisnis, dimanapun dan kapanpun itu dibutuhkan
dalam suatu organisasi.
Manajemen pengetahuan dirancang untuk memberikan umpan balik yang cepat bagi para pekerja
pengetahuan,mendorong perubahan perilaku karyawan, dan secara signifikan
meningkatkan kinerja bisnis. Manajemen
pengetahuan mengintegrasikan pengetahuan
bisnis proses, produk, dan jasa. Integrasi ini membantu perusahaan untuk
lebih inovatif dan tangkas,
serta mampu menghasilkan produk berkualitas
tinggi, layanan pelanggan
yang lebih baik, serta pesaing
yang tangguh di segmen pasarnya.
Daftar
Pustaka
O’Brien, James.A. (2005). Introduction to Information System.
12th Edition. McGraw-Hill. Singapore
Whiteley, David. (2000). E-Commerce: Strategy, Technologies and
Applications. International Edition. McGraw-Hill. Singapore
Glover, Steven M., Liddle, Stephen W., Prowitt, Douglas F.
(2003). E-Business: Principles and Strategies for Accountants. 2nd
Edition. Prentice Hall. New Jersey
O’Brien Intoduction to Information System 15 ed, Mc Graw Hill,
2010
Abdul kadir, pengenalan teknologi Informasi, penerbit andi,
Yogyakarta, 2003
Gordon B.
Davis, introduction to computer, Mc Graw Hill
Jogiyanto H.M,
Pengenalan Komputer, Andi offset, 2005
Pengantar
teknologi informasi politeknik Telkom bandung 2009
Aplikasi
computer, suharno prawirosumarto, mitra wacana media, 2009
Williams
Sawyer, “Using Information Technology”, 6th edition, McGraw-Hill
Computers:
InformationTechnology in Perspective, 11e, Larry Long and Nancy Long
Wikipedia